Gambar 42: Cara Hidup dan Habitat Tumbuhan Spermatophyta.
a) Tali Putri Bersifat Parasit Penuh. b) Teratai Hidup di Air
Sumber : a) Redaksi Pikiran Rakyat. 2011. b) Kurniati, 2009 "Baca lebih lanjut...."
2. Ciri-ciri Tubuh Spermatophyta
Spermatophyta tergolong Cormophyta karena dapat dibedakan dengan jenis bagian-bagian tubuhnya yang meliputi akar, batang, dan daun. Tubuhnya makroskopis dengan ukuran yang bervariasi. Ada Spermatophyta yang berukuran hanya beberapa sentimeter, misalnya rumput-rumputan (Graminae), namun ada pula yang berukuran besar hingga hingga berdiameter 7 m dengan tinggi 115 m.
Bentuk tubuh Spermatophyta dapat dibedakan atas semak, perdu, pohon, dan liana.
• Semak (berbatang pendek, merayap, berumpun), contohnya rumput teki (Cyperus rotundus), dan serai (Andropogon nardus)
• Perdu (berbentuk seperti pohon tetapi batangnya kecil dan pendek), contohnya bunga pukul empat (Mirabilis jalapa) dan cabai (Capsicum annum), asoka (Ixora puludosa).
• Liana (berbentuk seperti tali tambang dan tumbuh melilit pada pohon lain), contohnya rotan (Calamus rotang) dan sirih (Piper betle).
• Pohon (berbatang besar dan tinggi), contohnya mahoni (Swietenia mahagoni) dan jati (Tectona grandis), Mimba (Azadiractha indica)
Spermatophyta yang kita lihat merupakan generasi sporofit (2n). Sementara generasi gametofit (n) sudah tereduksi dan terikat pada sporofitnya atau dikelilingi oleh jaringan sporofit. Bentuk sporofit Spermatophyta memiliki akar, batang, dan daun. Akar dapat berbentuk serabut atau tunggang. Batang ada yang berkambium, ada pula yang tidak berkambium. Daun memiliki bentuk dan ukuran yang bervariasi. Tulang daun berbentuk lurus, menyirip, atau menjari. Spermatophyta memiliki pembuluh angkut, baik xilem maupun floem, pada akar, batang, maupun daunnya.
Spermatophyta memiliki alat perkembangbiakan generatif berupa strobilus atau bunga. Strobilus dimiliki oleh Gymnospermae (tumbuhan berbiji terbuka), sedangkan bunga dimiliki oleh Angiospermae (tumbuhan berbiji tertutup).
Berdasarkan letak bakal biji atau bijinya, tumbuhan berbiji (Spermatophyta) dikelompokkan menjadi dua divisi, yaitu sebagai berikut:
• Gymnospermae atau Pinophyta (tumbuhan berbiji terbuka) adalah kelompok tumbuhan yang bakal bijinya tidak terlindungi oleh daun buah (karpel) atau bijinya berada pada bilah-bilah strobilus berbentuk sisik.
• Angiospermae atau Magnoliophyta (tumbuhan berbiji tertutup) adalah kelompok tumbuhan yang bakal bijinya terlindungi oleh daun buah. Daun buah merupakan ovarium (megasporofil) yang sudah matang dan dindingnya menebal atau berdaging.
3. Gymnospermae
1). Ciri-ciri tubuh Gymnospermae
Kelompok tumbuhan ini disebut berbiji terbuka atau telanjang, karena bijinya tidak dilindungi oleh daun buah. Ciri umum tumbuhan berbiji terbuka:
• Bakal bijinya tumbuh dan terletak di luar megasporofil (ovarium)
• Tumbuhan biji terbuka pada umumnya berupa pohon besar dan berakar tunggang.
• Daunnya umumnya berupa daun jarum atau sisik, seperti pada pohon pinus dan cemara, dan ada beberapa yang berdaun lebar seperti pada melinjo (tangkil).
• Beberapa jenis tumbuhan Gymnospermae mempunyai alat kelamin jantan dan betina pada satu pohon, tetapi kedua alat tersebut letaknya terpisah, contohnya pada tumbuhan pinus (Pinus mercusi). Pada jenis lain alat kelamin jantan dan betina tidak berada dalam satu pohon, melainkan pada pohon yang berbeda bahkan ada yang berjauhan. Jadi ada pohon jantan yang mempunyai alat kelamin jantan dan pohon betina yang hanya mempunyai alat kelamin betina.
2). Siklus hidup Gymnospermae
Gymnospermae bereproduksi dengan secara generatif (seksual) dengan membentuk biji. Alat reproduksi berupa strorbilus terbentuk ketika tumbuhan sudah dewasa. Penyerbukan pada umunya terjadi dengan bantuan angin (anemogami). Gymnospermae mengalami pembuahan tunggal.
Siklus hidup tumbuhan berbiji terbuka, misalnya pinus (Gambar 47) dijelaskan sebagai berikut.
1. Strobilus betina memilki sporofil berbentuk sisik. Setiap sisik memiliki dua bakal biji haploid (n). Masing-masing bakal biji memiliki megasporangium (nuselus) yang terlindungi oleh lapisan entegumen, dengan sebuah bukaan berbentuk lobang kecil yang di sebut mikrofil.
2. Strobilus jantan memiliki sporofil berupa daun reproduktif kecil yang mengandung ratusan mikrosporangia. Sel-sel di dalam mikrosporangia mengalami pembelahan meiosis menghasilkan gametofit jantan berupa butir serbuk sari yang haploid (n).
3. Penyerbukan (Polinasi) terjadi bila serbuk sari jatuh pada strobilus betina, kemudian terisap masuk ke dalam bakal biji melalui mikropil. Namun proses pembuahan ovum oleh sel sperma baru akan terjadi sekitar satu tahun setelah terjadinya penyerbukan.
4. Di dalam strobilus betina terjadi pembelahan meiosis sel induk megaspora (2n) yang terdapat didalam nuselus; dihasilkan empat sel haploid (n). Namun demikian hanya satu sel yang bertahan hidup dan tumbuh menjadi megaspora (n), sedangkan tiga sel lainnya mengalami reduksi, lalu mati. Megaspora (n) membelah secara mitosis berulang-ulang dan tumbuh menjadi jaringan gametofit betina (n). Jaringan gametofit betina yang berdekatan dengan mikrofil akan membentuk arkegonium. Arkegonium yang terbentuk berjumlah dua atau tiga yang masing-masing mengandung satu ovum.
5. Sementara itu, serbuk sari yang jatuh pada liang bakal biji (mikrofil) akan berkecambah membentuk tabung atau buluh serbuk sari, menembus nuselus menuju ke ruang arkegonium. Di dalam buluh serbuk sari terdapat satu sel generatif yang membelah menjadi dua sel, yaitu sel steril dan sel spermatogen. Sel spermatogen membelah menjadi dua sel spermatozoid dengan ukuran yang berbeda. Saat mencapai ovum, sel steril (dislokator) dan sel spermatozoid yang berukuran kecil mati, sedangkan sel spermatozoid (n) yang berukuran besar membuahi salah satu ovum (n) sehingga terbentuklah zigot (2n).
6. Zigot (2n) akan tumbuh menjadi embrio (2n) yang merupakan sporofit baru. Embrio tersebut memiliki akar yang belum sempurna dengan beberapa daun embrionik. Embrio mendapatkan makanan dari jaringan gametofit (n). Embrio (2n) dan cadangan makanan (n) dikelilingi oleh selaput biji (2n) yang berasal dari integumen sporofit induk. Jadi sebuah biji gymnospermae terdiri atas tiga generasi , yaitu dua generasi sporofit (2n) dan satu generasi gametofit (n).
7. Tanaman pinus muda (sporofit) berkromosom diploid
). Klasifikasi Gymnospermae
Gymnospermae dibagi menjadi empat kelas, yaitu Cycadinae, Coniferae, Gnetinae, dan Ginkgoinae.
1. Cycadinae
Ciri-ciri ;
- Memiliki batang pendek dan tidak bercabang dengan pertumbuhan yang sangat lambat.
- Memiliki daun majemuk dengan helaian daun menyirip.
- Daun-daun tersusun spiral rapat di sekeliling batangnya.
- Daun muda menggulung seperti pada tumbuhan paku.
- Memiliki akar tunggang yang panjang dan berumbi.
Cycadinae termasuk tumbuhan berumah dua (diesis) karena mikrospora dan megaspora dihasilakan oleh tumbuhan yang berbeda. Mikrospora (strobilus jantan) dihasilkan oleh tumbuhan jantan, sedangkan makrospora (strobilus betina) dihasilkan oleh tumbuhan betina. Cycadinae tumbuh di daerah tropis dan subtropis. Contoh Cycadinae antara lain Cycas rumphii (pakis haji) (Gambar 48), Cycas revoluta, Dioon edule, dan Zamia floridana.
Slotyro Casino - MapyRO
BalasHapusWelcome to Slotyro 익산 출장샵 Casino, home to over 3,000 exciting slots 충청남도 출장안마 and 광주 출장마사지 video poker 서울특별 출장샵 machines. Get directions, reviews and information for your next gaming Rating: 3 진주 출장안마 · 19 votes